LPH BMS – Makanan halal vs non-halal: Mana yang lebih sehat? hal ini perlu diketahui oleh para konsumen khususnya umat muslim.
Makanan halal dan non-halal merupakan dua jenis makanan yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan ini tidak hanya terletak pada bahan yang digunakan, tetapi juga pada proses pengolahan dan kandungan nutrisinya.
Perbedaan Makanan Halal vs Non-Hala
Perbedaan utama antara makanan halal dan non-halal terletak pada bahan yang digunakan. Makanan halal hanya boleh menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan syariat Islam, seperti daging sapi, ayam, ikan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Sementara itu, makanan non-halal dapat menggunakan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam, seperti daging babi, alkohol dan bahan-bahan lain yang mengandung bahan-bahan haram.
Perbedaan lainnya terletak pada proses pengolahan. Makanan halal harus diolah dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam, seperti penyembelihan hewan dengan cara yang benar dan penggunaan bahan-bahan pengawet yang halal. Sementara itu, makanan non-halal tidak memiliki aturan khusus dalam proses pengolahannya.
Kandungan Nutrisi Makanan Halal
Secara umum, makanan halal memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik daripada makanan non-halal. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang lebih sehat dan proses pengolahan yang lebih terkontrol.
bBeberapa Manfaat Makanan Halal untuk kesehatan
Menjaga kesehatan jantung
Makanan halal umumnya rendah lemak jenuh dan kolesterol, sehingga dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Meningkatkan daya tahan tubuh
Makanan halal mengandung banyak nutrisi penting, seperti protein, vitamin dan mineral yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Mencegah penyakit kronis
Makanan halal dapat membantu mencegah berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes dan kanker.\
Risiko Makanan Non-Halal
Makanan non-halal memiliki beberapa risiko kesehatan, seperti:
Peningkatan risiko penyakit jantung
Makanan non-halal umumnya tinggi lemak jenuh dan kolesterol, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Peningkatan risiko obesitas
Makanan non-halal umumnya tinggi kalori dan lemak, sehingga dapat meningkatkan risiko obesitas.
Peningkatan risiko penyakit kronis
Makanan non-halal dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes dan kanker.
Berdasarkan perbedaan dan manfaatnya, dapat disimpulkan bahwa makanan halal lebih sehat daripada makanan non-halal. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang lebih sehat, proses pengolahan yang lebih terkontrol, dan kandungan nutrisi yang lebih baik.
Namun, perlu diingat bahwa kesehatan tidak hanya ditentukan oleh jenis makanan yang dikonsumsi. Faktor-faktor lain, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan gaya hidup, juga turut berperan dalam menjaga kesehatan.
Trend Konsumsi Makanan Halal
Pada beberapa tahun terakhir konsumsi makanan halal semakin meningkat, tidak hanya di kalangan umat Muslim, tetapi juga di kalangan masyarakat umum. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan
Masyarakat semakin sadar akan pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat dan aman, termasuk makanan halal.
Meningkatnya jumlah produsen makanan halal
Saat ini, sudah banyak produsen makanan yang menawarkan produk-produk halal yang berkualitas. Produk-produk halal kini sudah tersedia di berbagai tempat, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket.
Dengan meningkatnya tren konsumsi makanan halal, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah untuk mendapatkan makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
More information :
Info Sertifikasi Halal
(admin 1) 0821 3700 0107
Baca juga : Peran Masyarakat dalam Mendukung Program Sertifikasi Halal, 5 Tips Menemukan Restoran Halal di Kota Anda, Terjawab! Apakah Makanan Beku Bisa Halal?
Tag: lsppiu, jttc, jana dharma indonesia, lsuhk, lph bmwi, yayasan bms